

Terlihat seorang wanita berbaju hitam berdiri diantara Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dan Karo Penmas, Brigjen Pol Rusdi Hartono.
Wanita berkaca mata tersebut memainkan kedua tangannya dengan bahasa isyarat, saat Irjen Argo berbicara.

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono usai menggelar konfrensi pers kasus peredaran Narkotika jaringan Internasional, Batam Indonesia – Malaysia di Mabes Polri membenarkan hal tersebut.
“Ya, wanita tersebut adalah juru bicara isyarat yang sengaja dihadirkan untuk melengkapi kebutuhan informasi,” tutur Irjen Argo.
Disebutkan Irjen Argo, hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi hak penyandang difabel untuk memperoleh informasi yang sama dan utuh.
“Kegiatan konferensi pers di Mabes Polri mulai saat ini dan seterusnya akan berbeda dengan yang sebelumnya. Kali ini mengikutsertakan juru bicara isyarat untuk kaum difabel,” ujar Perwira tinggi polri ini.
Pelibatan juru bahasa isyarat ini, terang Irjen Argo, juga sebagai bentuk dukungan dari komitmen Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memberikan ruang bagi kelompok difabel menjadi bagian Korps Bhayangkara.
Dengan kata lain, terangnya, masyarakat yang berkebutuhan khusus bisa mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai dengan kompetensi. Kelompok difabel itu dapat bertugas di bidang administrasi, pelayanan, analisis terkait teknologi informasi, maupun disesuaikan dengan posisi yang memungkinkan.
“Hal itu sesuai dengan program prioritas perihal menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) Polri yang unggul di era police 4.0,” jelas mantan Karo Penmas Divhumas Polri ini.
(Situs.news, Jakarta)
