SITUS, ACEH – Anggota Komisi I DPRK Banda Aceh, Tuanku Muhammad angkat bicara dengan mengatakan mengutuk keras tindakan yang dilakukan terduga teroris, khususnya terhadap pelaku yang ditangkap di Kota Banda Aceh.
“Ini kita khawatirkan Kota Banda Aceh dicap menjadi wilayah tidak aman. Isu-isu seperti ini secara pasti menjadi konsumsi masyarakat luar yang dapat menimbulkan kekhawatiran untuk datang. Apalagi di tengah pandemi ini sudah sangat terdesak ditambah lagi dengan isu terorisme sangat merugikan kita,” kata Tuanku Muhammad kepada awak media, Sabtu (23/01/2021).
Dia juga mengatakan, dalam penangkapan yang dilakukan oleh Tim Densus 88 Antiteror harus dilihat secara objektif.
“Agar tidak mengarah kepada satu agama tertentu, artinya tidak digunakan isu ini untuk menyudutkan salah satu agama karena memang menurut kita sebenarnya siapapun yang melakukan tidak ada kaitan dengan agama tertentu,” ungkap Tuanku Muhammad.
Wakil rakyat ini mengkhawatirkan, isu tersebut dikaitkan dengan orang-orang yang gemar beribadah.
“Padahal kadang-kadang mereka melakukan terorisme bukan atas dasar agama tapi ada alasan lain seperti perekonomian dengan iming-iming uang,” ucapnya.
Terkait kabar penangkapan lima terduga teroris tersebut, menurut Tuanku, tentunya mengejutkan masyarakat Aceh khususnya Banda Aceh.
“Artinya mereka membangun jaringan sekarang itu sangat rapi dan sistematis, bahkan kita tidak membayangkan yang sudah menjadi PNS saja masih mau terlibat dalam aktivitas ini,” katanya.
Oleh karena itu, Ketua Fraksi PKS DPRK Banda Aceh ini mengajak masyarakat agar lebih hati-hati agar tidak ada anggota keluarganya yang terpapar paham terorisme tersebut.
“Karena paham ini bisa terpapar kepada siapa saja dan ini selain dapat merugikan diri sendiri juga dapat merugikan masyarakat termasuk keluarganya,” ujarnya.
Terlebih untuk Pemko Banda Aceh, lanjut Tuanku Muhammad, penangkapan yang terjadi di Ulee Kareng menjadi tugas berat agar lebih mengawasi kawasan Banda Aceh.
“Ini menyadarkan kita bahwa Banda Aceh sudah ada orang-orang yang sedang membangun jaringan ini, Pemko harus bergerak aktif selalu mendukung pihak-pihak yang hari ini mencoba untuk menangkal radikalisme terorisme,” tuturnya.
“Termasuk mengawasi setiap pegawai yang berada di jajaran Pemko agar tidak ada jaringan teroris di kalangan pegawai, termasuk kita harapkan agar mengajak pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat agar selalu mensosialisasikannya,” pungkas anggota dewan ini.
(T Situs.news, Jakarta)